Tentara Inggris Panik Dilempar Granat Nyaris Hancur

Tentara Inggris Panik Dilempar Granat Nyaris Hancur

Tentara Inggris Panik Dilempar Granat Nyaris Hancur - Buat kali awal daya tentara Inggris di Jawa Barat menemukan halangan dengan cara megah dari para pejuang republik.

Pekan, 9 Desember 1945. Petang mulai merambah area Bojongkokosan yang tengah digelayuti awan berawan. Gemertak roda- roda tank Sherman bergemuruh melawan atmosfer sepi. Diapit 2 tebing besar, iring- iringan arak- arakan yang dikawal oleh 150 truk tentara bermuatan prajurit- prajurit dari bagian 5 atau 9 Jats Bagian ke- 23 India itu berkerumun di jalur kecil.

" Mereka merupakan pendatang terkini di pulau Jawa," kata Letnan Kolonel A. J. F. Doulton dalam The Fighting Cock, The Story of the 23rd Indian Division.

Di suatu belengkokan, arak- arakan diadang halangan. Pohon- pohon besar melintang di tengah jalur. Satu tank Sherman tampak ke wajah. Berupaya mengenyahkan halangan itu. Di luar asumsi, seketika terdengar dentuman hebat.

Warnanya tank legendaris Perang Bumi II itu menggilas ranjau bumi yang ditanam tersembunyi. Terjalin keresahan. Tumbukan antar- kendaraan tempur tidak terelakan. Para serdadu melompat.

Di tengah kekalutan itu, terdengar 2 kali dentuman beceng. Disusul deretan tembakan berantakan dari atas tebing. Granat- granat melayang dibarengi jeritan takbir yang membuat atmosfer terus menjadi mencekam. Di balik suatu tumbuhan kelapa, Prajurit Satibi menembakkan karaben Jepang- nya.

" Aku mengincar seseorang serdadu bule yang tengah menjerit- jerit belingsatan sembari mengokang Lee Enfield- nya," melamun pria kelahiran tahun 1924 itu.

Perang Berdarah Hingga Menghadap Maghrib


Pertempuran berdarah- darah berjalan nyaris 3 jam. Menjelang maghrib, seketika terdengar jeritan mundur dari Kapten Murad Idris, arahan pembedahan pencegatan itu.

Ternyata menghasilkan pertempuran mereda, perintah itu malah membuat prajurit- prajurit Jats penasaran. Mereka lalu maju mengejar para adang- adang. Untunglah setelah itu hujan turun. Pelacakan dihentikan.

 terbilang puluhan prajurit Jats sebagai korban. Terhitung panglima mereka serta seseorang kapten turut terluka. Sedangkan di pihak Indonesia, belasan orang jatuh jadi korban tercantum 12 prajurit Resimen III TKR Sukabumi yang terhantam peluru- peluru 12, 7 di selokan pertahanan dekat suatu tebing.

Berakhir mengangkat para serdadu yang cedera serta gugur, arak- arakan tentara Inggris juga maju balik mengarah Sukabumi. Kali ini mereka beranjak dengan cara lama- lama serta lebih hati- hati. Cuma sebagian truk saja yang bisa berjalan berarak.

" Sebaliknya arak- arakan di balik mereka, terpotong- potong serta tercecer sedemikian itu saja di selama rute Barang, Cigombong serta Cicurug," ucap Letnan Kolonel( Purn) Eddie Soekardi, bekas Panglima Resimen III TKR Sukabumi.

Serbu serta Lari


Nyatanya neraka sedang menjajaki arak- arakan Inggris sampai Sukabumi. Di Parungkuda, Cikukulu, Cibadak serta Cisaat, serangan- serangan tiba- tiba yang sesekali diiringi oleh bidikan ampuh para penembak runduk, justru terus menjadi merajalela.

Bagi Eddie, andaikan para prajurit serta pejuang Indonesia lebih patuh dalam melakukan rancangan gerilya hit and run, ditentukan arak- arakan Inggris itu hendak binasa.

" Soalnya kan tentara- tentara kita mayoritas sedang belia serta belum profesional, alhasil maunya libas kromo saja tanpa menghiraukan strategi serta daya sendiri yang serba terbatas," kata bekas opsir didikan tentara Jepang itu.

Ilustrasi dari permasalahan itu terjalin pada gerombolan Lasykar Barisan Banteng Republik Indonesia( BBRI) yang melaksanakan pengadangan di Parungkuda pada 11 Desember 1945.

Merasa menang serta sudah membuat kocar- kacir satu bagian arak- arakan Inggris, mereka malah lalu merangsek tanpa mengindahkan standar filosofi gerilya ialah serbu serta kabur.

" Akhirnya golongan aku seluruh habis, yang tertinggal hanya aku serta seseorang teman," kata S. Herman( kelahiran tahun 1926), bekas badan BBRI Sukabumi.

Inggris Sesi Belur


Sulitnya area selama Bogor- Sukabumi, membuat tentara Inggris mengaitkan daya udaranya buat mengamankan rute itu.

Tanpa maaf, pesawat- pesawat tempur RAF( Angkatan Hawa Kerajaan Inggris) menghabisi Cibadak yang dicurigai oleh mereka selaku pusat perlawanan para petarung Indonesia. Korban juga berguguran paling utama dari pihak awam.

" RAF sudah melaksanakan serbuan hawa yang sangat dasyat sepanjang keikutsertaan tentara Inggris di pulau Jawa…" catat Doulton.

Sehabis 4 hari dihajar kanan- kiri, arak- arakan tentara Inggris datang di Sukabumi. Mereka datang dalam situasi sesi belur. Buat melaksanakan penyegaran daya, mereka memohon Markas Besar Kawan di Jakarta mengirimkan gerombolan bonus.

Artikel Pendukung Lainnya :

LihatTutupKomentar